Search

Isu Radikalisme dan Terorisme Jangan Dianggap Remeh

SEMARANG, suara merdeka.com- Maraknya isu gerakan radikalisme dan terorisme di kalangan pelajar dan mahasiswa, tidak bisa dianggap remeh. Mahasiswa sebagai salah satu satu unsur penting pembangunan bangsa, harus memiliki peranan dalam menangkal gerakan tersebut.

“Isu radikal dan terorisme tidak main-main. Jangan dianggap remeh. Segala bentuk gerakannya harus dilawan, karena bertentangan dengan ideologi bangsa," kata Presidium BEM PTNU se Indonesia, Bustoni Aftoni.

Bustomi menyatakan hal itu, saat kegiatan Konggres BEM PTNU VI di Fakultas Kedokteran, Kampus III Unwahas, Pongangan, Gunungpati, Sabtu (28/4).

Kegiatan bertema Meneguhkan Peran PTNU dalam Menangkal Radikalisme dan Terorisme itu, merupakan kerja sama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (PTNU) dan Badan Intelejen Negara (BIN).

Ditambahkan, kegiatan tersebut didasari keprihatinan mahasiswa PTNU atas situasi keamanan nasional. Di mana paham radikal mulai menyasar mahasiswa dan pelajar. Mereka telah nyata menyebarkan idiologi garis keras. "BIN dan mahasiswa sepakat menolak segala bentuk kekerasan yang mengatasnamakan agama," ujarnya.

Salah satu cara untuk menangkalnya, yakni dengan membekali mahasiswa PTNU dengam paham Ahlussunnah Waljamaah (Aswaja).

Empat poin dirumuskan dalam Deklarasi Kongres Bem PTNU. Pertama, menolak segala bentuk radikalisme dan paham ekstrim lainnya. Kedua, mengajak seluruh komponen bangsa mencegah penyebaran faham dan gerakan radikal dan rerorisme serta ideologi yang bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945. Ketiga, menanamkan nilai-nilai ajaran Islam Ahlussunah Wal Jamaah atau Islam nusantara yang moderat, dan menghargai kemajemukan bangsa. Terakhir, menjadikan PTNU sebagai pusat kaderisasi paham kebangsaan.

Sementara Rektor Unwahas, Mahmutarom HR mengatakan, jauh sebelum NU berdiri, para ulama membentengi umat dari paham radikal dengan paham Aswaja. Dikatakan, kesamaan misi antara BIN dan PTNU dalam kebangsaan, menjadi modal utama dalam membangun bangsa Indonesia untuk lebih baik lagi.

Acara Konggres diikuti 500 delegasi dari BEM PTNU se-Nusantara. Selain itu ada juga tokoh agama, akademisi, pemerintah, dan BIN. Mereka sepakat mengajak masysarakat menolak gerakan radikali dan terorisme.

(Rosikhan /SMNetwork /CN40 )

Let's block ads! (Why?)

http://www.suaramerdeka.com/news/detail/24900/Isu-Radikalisme-dan-Terorisme-Jangan-Dianggap-Remeh

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Isu Radikalisme dan Terorisme Jangan Dianggap Remeh"

Post a Comment


Powered by Blogger.