BREBES, suaramerdeka.com- Nanda Ika Faradila (13) lahir dengan fisik sempurna. Namun sejak berumur 8 tahun, gadis remaja asal Desa Gununglarang, Kecamatan Salem, Brebes yang akrab dipanggil Nanda tersebut tidak bisa beraktivitas ke mana-mana. Kakinya mendadak sulit digerakkan.
Meski demikian, keinginan Nanda untuk sembuh tetap tinggi dan tergolong anak cerdas. ’’Saya ingin sembuh. Supaya bisa sekolah dan menjadi dokter,’’ kata Nanda, di RSU Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu, Selasa (10/4).
Di rumah sakit itu, Nanda yang ditemani ibunya Widiyati hendak memeriksakan penyakit yang dideritanya. Keduanya didampingi oleh M Rozak, pemerhati anak Kabupaten Brebes dan Khalimi, Sekretaris Komnas Perlindungan Anak Kabupaten Brebes.
Diceritakan Widiyati, penyakit yang diderita Nanda mulai dirasakan ketika berumur delapan tahun. ’’Kami menduga Nanda terkena penyakit saraf kejepit. Awalnya masih bisa jalan, tapi beberapa tahun terakhir ini semakin parah. Tubuhnya juga kurus dan kakinya mengecil,’’ kata dia.
Nanda akhirnya hanya menamatkan sekolah di bangku SD. Widiyati mengaku pernah memeriksakan ke RS Hasan Sadikin Bandung, namun karena keterbatasan biaya, pemeriksaan tidak rutin dilakukan. ‘’Selanjutnya beralih ke pengobatan alternatif tapi belum ada perkembangan yang positif,’’ kata Widiyati, yang bekerja sebagai buruh pabrik itu.
Pelemahan Otot
Pemerhati Anak Kabupaten Brebes, M Rozak, mengetahui kondisi Nanda melalui pesan whatsapp yang dikirim oleh masyarakat beberapa waktu sebelumnya. ’’Kami langsung koordinasi dengan Komnas Perlindungan Anak dan melakukan pengecekan. Hari ini (kemarin-red) kami membawa Nanda untuk pemeriksaan di RSU Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu,’’ katanya.
Berdasarkan hasil pemeriksaan medis, lanjut Rozak, Nanda didiagnosis terkena pelemahan otot kaki pada bagian tungkai bawah. ‘’Untuk pengobatan yang lebih maksimal, Nanda harus dirujuk ke RSCM Jakarta,’’ katanya.
Melihat semangat Nanda untuk sembuh dan kembali bersekolah sangat tinggi, Rozak memandang perlu kehadiran pemerintah untuk membantu proses pengobatan Nanda di RSCM Jakarta. Sebab meski ada BPJS, keluarga membutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk transportasi dan lainnya.
‘’Masa depannya masih sangat panjang, dia (Nanda) juga termasuk siswa yang cerdas. Pemerintah perlu hadir, bersama-sama dengan kita membantu sehingga Nanda mendapatkan pengobatan yang memadai dan bisa sembuh,’’ katanya.
(Teguh Inpras Tribowo /SMNetwork /CN40 )
http://www.suaramerdeka.com/news/detail/22709/Otot-Kaki-Lemah-Nanda-Tetap-Bersemangat-Jadi-DokterBagikan Berita Ini
0 Response to "Otot Kaki Lemah, Nanda Tetap Bersemangat Jadi Dokter"
Post a Comment