JAKARTA, suaramerdeka.com- External Communication Manager PT Pertamina (Persero), Arya Dwi P, mengatakan, jumlah konsumsi BBM di Indonesia lebih tinggi dibanding produksinya.
“Jika dulu disebutkan Indonesia kaya akan minyak, saat ini tinggal mitos, karena sejak tahun 2003 lalu diketahui produksi BBM kita lebih rendah dibanding konsumsi," ungkap Arya dalam kegiatan media Values Day Pertamina, kemarin.
Sebelumnya pada periode tahun 90-an, produksi BBM Indonesia pernah mencapai 1,6 juta barel sementara konsumsi hanya sekitar 800 ribu barel. Artinya saat itu memang produksi tinggi dan konsumsi masih cukup rendah. Sedangkan saat ini grafik tersebut sudah terbalik.
Bahkan untuk memenuhi kebutuhan BBM dari 6ribuan SPBU di Indonesia, Pertamina harus membeli BBM dari luar, bergantung kurs dolar.
"Saat ini grafiknya sudah terbalik, kita sudah menjadi negara konsumsi, bukan lagi produsen. Saat ini konsumsi kita 1,6 juta barel, sementara produksi hanya 800 ribu barel," ujarnya.
Dikatakan, untuk mengatasi permasalahan itu, pihak Pertamina terus melakukan upaya untuk mempertahankan produksi agar mencukupi konsumsi.
Sementara itu, Region Manager Comm & CSR Sumbagsel Hermansyah Y Nasroenmenjelaskan, pihak PT. Pertamina memastikan tidak ada pembatasan penyaluran BBM khususnya jenis premium untuk Provinsi Bengkulu.
“Untuk kuota khusus BBM jenis premium sudah ditentukan oleh pemerintah pusat. Pada tahun 2018 Jenis Bahan Bakar Penugasan (JBKP) premium untuk Provinsi Bengkulu adalah 101.928 kiloliter," katanya.
(RRI /CN41 )
http://www.suaramerdeka.com/news/detail/22401/Konsumsi-dan-Produksi-BBM-di-Indonesia-Tak-SeimbangBagikan Berita Ini
0 Response to "Konsumsi dan Produksi BBM di Indonesia Tak Seimbang"
Post a Comment