Search

Serangan Patah Leher Mengganas

KLATEN, suaramerdeka.com- Serangan penyakit patah leher atau blas mengganas di lahan seluas 54 hektare di Kabupaten Klaten. Petani di semua wilayah diminta waspada serangan penyakit akibat jamurpyricularia oryzae itu.

Koordinator Pengamat Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan Pemkab Klaten, Sunarno mengatakan serangan penyakit patah leher menjadi ancaman yang paling diwaspadai saat ini. 

''Wereng hama lain tidak mengkhawatirkan, malah blas yang harus diwaspadai,'' jelasnya, Sabtu (21/4). 

Dikatakannya luas lahan serangan blas pekan lalu mencapai 54 hektare yang tersebar di lebih dari lima kecamatan. Penyakit yang disebabkan jamur itu jika dibandingkan dengan luas lahan padi di MT II seluas 20.335 haktare memang masih kecil dan tidak ada satu persen. Namun jika dibiarkan, tidak menutup kemungkinan serangan akan meluas ke daerah sekitarnya.

Gejala serangan biasanya akan muncul bercak kecokelatan di batang padi. Semakin lama akan semakin parah sehingga menyebabkan batang padi memusuk dan patah. Dampaknya akan menurunkan produktivitas padi di lahan. Untuk itu petani di semua wilayah diminta waspada. 

Mengingat penyakit itu dipengaruhi banyak hal. Suhu udara yang lembab akibat masih seringnya turun hujan berpotensi mempercepat penyebaran jamur tersebut.

Jarak Tanam

Apalagi musim saat ini, kata Sunarno, yang harusnya sudah kemarau tetapi hujan masih sering turun. Penyakit blas leher itu bisa disebabkan juga oleh jarak tanam terlalu rapat atau kelebihan penggunaan unsur nitrogen di dalam jenis pupuk. 

Cara pencegahannya petani bisa mengurangi penggunaan pupuk kimia berlebihan dan mulai menggunakan pupuk seimbang. Lahan padi organik seperti di Desa Gempol, Kecamatan Karanganom misalnya, akan lebih aman sebab mengurangi bahan kimia di lahan. 

Untuk jenis hama lain, tidak begitu besar. Hama wereng, insert bahkan tikus masih ada tetapi hanya spot yang luasnya di bawah satu hektare sehingga Klaten bisa dikatakan aman. Namun demikian petani diharapkan tetap waspada sebab musim tidak pasti.

Masih ada hujan tetapi jika kemarau datang tikus bisa jadi akan mulai menyerang. Kepala Desa Karangan, Kecamatan Karanganom, Gunarto mengatakan sampai masuk MT II tidak ada laporan serangan hama yang besar. '' Wereng tidak ada tetapi kami waspada tikus,'' katanya.

(Achmad Hussain /SMNetwork /CN19 )

Let's block ads! (Why?)

http://www.suaramerdeka.com/news/detail/23985/Serangan-Patah-Leher-Mengganas

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Serangan Patah Leher Mengganas"

Post a Comment


Powered by Blogger.