Jonan: Sampah Kota Bukan Isu Utama Energi

JAKARTA, suaramerdeka.com -Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menuturkan, proyeksi kebutuhan listrik nasional semakin meningkat dari tahun ke tahun. Dalam 10 tahun, konsumsi listrik per kapita naik dua kali lipat.

Untuk itu, Pemerintah berkomitmen mendorong rasio elektrifikasi nasional sebesar 100?n menargetkan bauran energi berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT) di tahun 2025 mencapai 23%.

Terkait pengelolaan sampah sebagai pembangkit listrik dari sektor EBT, Jonan menegaskan bahwa isu sampah kota bukan merupakan isu utama energi, melainkan isu lingkungan.

"Ini bukan isu energi yang dipertanggungjawabkan kepada kami sebagai penanggung jawab sektor. Sampah ini lebih kepada isu daerah, isu lingkungan," tegasnya pada Rapat Koordinasi Nasional tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga di Jakarta, Selasa (3/4).

Kementerian ESDM berkontribusi atas pengelolaan sampah pada bagian pengaturan harga jual listrik PLTSa dan menugaskan Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai pembeli listrik.

Atas dasar tersebut pihaknya meminta kepada Pemerintah Daerah untuk lebih proaktif dalam mengelola sampah. Apabila berkenan membangun pembangkit listrik berbasis sampah, Jonan berharap Pemerintah Daerah memberikan kelonggaran pada aturan tipping fee.

"Mohon proaktif dan tipping fee nya dikasih, sehingga (PLTSa) bisa jalan. Karena kepentingan kota itu yang lebih adalah lingkungan yang bersih dan sehat," tegas dia.

Untuk diketahui, sektor kelistrikan terus meningkat di mata investor. Berdasarkan peringkat kemudahan berbisnis yang dilakukan oleh World Bank (ease of doing business) bidang kelistrikan, peringkat Indonesia terus mengalami peningkatan setiap tahun dimana tahun 2017 peringkat 49 menjadi peringkat 38 di tahun 2018. Target akhir Pemerintahan ini, diupayakan bisa di bawah 25.

(Fauzan Jayadi /SMNetwork /CN41 )

Let's block ads! (Why?)