BANDUNG, suaramerdeka.com -Debat kandidat kedua yang diikuti tiga pasangan calon Pilwakot Bandung dinilai datar. Hal itu dikemukakan pengamat politik Universitas Padjadjaran (Unpad), Firman Manan.
Menurutnya ketiga pasangan calon belum mampu menjelaskan program secara nyata dan lebih rinci.
"Secara umum, debat berlangsung datar, normatif, tidak menyentuh hal-hal konkret?," kata Firman seperti dikutip RRI, Selasa (17/4).
Meski begitu, Firman menilai pasangan calon nomor urut 1, Nurul Arifin dan Chairul Yaqin Hidayat tampil lebih baik. Salah satu indikatornya, yakni mampu memanfaatkan waktu secara maksimal dengan konten penyampaian yang efektif.
"Secara performa, dalam aspek komunikasi dan manajemen waktu, paslon Nurul-Ruli lebih unggul dibandingkan kedua paslon lain," lanjutnya.
Dari segi penguasaan konsep debat, Firman berpendapat ketiga pasangan tidak ada yang menonjol. Bahkan dia menilai program yang ditawarkan masih cenderung abstrak dan normatif, sehingga tidak memunculkan program-program yang tajam sebagai solusi dari permasalahan di Kota Bandung.
Ketiga pasangan calon malah tampak memberikan konsep yang seragam.
"Tidak pula terlihat diferensiasi yang tegas tentang tawaran program antara paslon yang satu dengan paslon yang lain," tegasnya.
Firman menambahkan, seluruh pasangan calon masih belum tegas menyatakan posisinya, apakah sebagai suksesor dari wali kota sebelumnya atau justru menjadi sosok pembaharu di periode kepemimpinan 2018-2023.
(RRI /CN41 )
http://www.suaramerdeka.com/news/detail/23496/Pengamat-Debat-Putaran-Kedua-Pilwakot-Bandung-Kurang-GregetBagikan Berita Ini
0 Response to "Pengamat: Debat Putaran Kedua Pilwakot Bandung Kurang Greget"
Post a Comment