Rawapening Perlu Diselamatkan dari Sedimentasi

UNGARAN, suaramerdeka.com- Puncak Peringatan Hari Air Dunia 2018, dipusatkan di Rawa Pening, Sabtu (7/4). Menurut Ketua Panitia, Muhammad Arsyadi, puncak acara berlangsung sukses. Tak kurang 1.500 masyarakat hadir dalam acara ini. Dipilihnya Rawapening sebagai tempat puncak acara ini, karena danau ini tergolong kritis di Indonesia atas inisiatif Menteri PUPR. Sehingga danau ini perlu diselamatkan dari sedimentasi.

"Sesuai dengan tema Hari Air Dunia tahun 2018, Nature for Water (lestarikan alam unutk air) Dirjen Sumber Daya Air yang mengajak berperan dalam pembangunan infrastruktur SDA, ingin mengajak masyarakat dan semua pihak terkait untuk menyadari bahwa berbagai tantangan tersebut harus segera kita atasi. Tidak hanya dengan membangun berbagai tampungan air, tetapi juga melakukan berbagai aksi nyata di berbagai daerah. Seperti pembersihan sampah, penanaman pohon, dan pembuatan lubang biopori. Dengan berbagai kegiatan tersebut diharapkan masyarakat dapat lebih peduli dan bertangung jawab terhadap lingkungan untuk menjaga sumber daya alam yang ada," tuturnya.

Ada pun rangkaian Hari Air Dunia tahun ini di antaranya, menggelar kelompok diskusi terbatas (FGD), di Universitas Diponegoro Semarang. Selain itu juga kegiatan aksi nyata lestarikan alam untuk air di Rawapening. Juga aksi nyata yang dilakukan Balai Besar Wilayah Sungai di 34 provinsi, akademisi, komunitas peduli sungai/lingkungan, Pemprov Jateng, dan masyarakat setempat terdiri atas bersih danau, penanaman pohon, dan menabur benih ikan.

Di sela-sela acara itu juga dilakukan deklarasi aksi nyata guna melestarikan alam untuk air. Pembacaan deklarasi dipimpin seniman dan budayawan Slamet Raharjo. Juga dilakukan pemberian hadiah kepada siswa-siswi berprestasi di seluruh Jateng.

(Ranin Agung /SMNetwork /CN40 )

Let's block ads! (Why?)