Search

Bangunan di Bantaran Banjirkanal Timur Mulai Rata

SEMARANG,suaramerdeka.com-  Bangunan di bantaran Banjirkanal Timur mulai rata. Salah satunya di sekitar Jl Sawah Besar atau sisi barat sungai. Sebanyak 229 bangunan di sepanjang bantaran sungai, dari Jembatan Kartini hingga Jembatan Kaligawe telah dibongkar.

Pembongkaran sudah dimulai sejak pekan lalu. Dari hasil pengamatan kemarin, sejumlah warga sendang memunguti barang-barang sisa bongkaran, seperti kayu, batu bata, dan genting. Penghuni yang didominasi Pedagang Kaki Lima (PKL) dipindahkan ke Pasar Barito Baru Penggaron dan Pasar Waru Indah.

''Ini kami masih memunguti barang-barang yang bisa diselamatkan. Nanti kami simpan dulu di rumah. Para pedagang sudah pindah ke Pasar Penggaron (Pasar Barito Baru) dan Pasar Waru Indah,'' ujar Warso, salah satu pedagang di Jl Sawah Besar, kemarin.

Sebelumnya, sejumlah PKL menghuni bantaran sungai tersebut. Ada yang menjual kayu, barang-barang elektronik, warung makan, hingga penjual onderdil sepeda motor. Rata-rata mereka sudah berjualan di tempat tersebut lebih dari 10 tahun. 

Selain di Sawah Besar, bangunan PKL yang sudah dibongkar ada di kelurahan Kaligawe sebanyak 133 bangunan. Sementara di Kelurahan Rejosari, masih banyak bangunan yang berdiri, padahal para pedagang sudah mulai pindah ke Pasar Barito Baru Penggaron.

''Untuk PKL di Kelurahan Sambirejo dan Pandeanlamper kami beri batas waktu hingg 7 April mendatang. Kami persilahkan membongkar sendiri. Kalau sampai batas waktu tersebut mereka kesulitan membongkar, kami siap membantu,'' ujar Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang, Fajar Purwoto.

Normalisasi

Sementara itu normalisasi Banjirkanal Timur jalan terus. Pengerukan sedimen yang berada di bantaran sungai terus dilakukan. Sedimen di bantaran yang sudah terbebas dari hunian warga dan juga bangunan PKL juga sudah mulai dikeruk.

Kepala Satker Pelaksana Jaringan Pemanfaatan Air (PJSA) BBWS Pemali Juana, Tesar Hidayat menuturkan, saat ini pengerukan dilakukan di daerah yang sudah bebas dari hunian warga dan juga bangunan PKL. Selain ditempatkan di lahan disposal yang sudah disediakan, tanah hasil pengerukan dijadikan tanggul.

''Jadi pengerukan dimulai dari aliran sungai kemudian ke tepi sungai. Sembari menunggu kesiapan lahan disposal selanjutnya, sebagian tanah juga kami gunakan sebagai tanggul sementara. Jadi saat hujan, air tidak melimpas ke permukiman warga,'' tambah Tesar.

Dia menambahkan, untuk dasar sungai akan dilebarkan menjadi 50 meter. Harapannya, dapat menampung debit banjir hingga 360 m3/detik. Selain galian, pengerjaan normalisasi yang dilakukan, yakni pembuatan dan peninggian parapet. Khusus di bagian hilir, akan dilakukan perkuatan tebing sungai dengan tanggul tanah.

Total anggaran yang disediakan untuk normalisasi sebesar Rp 485,884 miliar. Dibagi menjadi tiga paket pekerjaan dan dilaksanakan hingga 2019. Paket pertama, dari rel kereta api hingga muara, dengan panjang 1,95 km. Paket kedua dari Jembatan Citarum hingga jembatan rel kereta api, dengan panjang 2,05 km. Paket tiga dari jembatan majapahit hingga jembatan citaru, dengan panjang 2,7 km. 

(Hendra Setiawan /SMNetwork /CN38 )

Let's block ads! (Why?)

http://www.suaramerdeka.com/news/detail/21382/Bangunan-di-Bantaran-Banjirkanal-Timur-Mulai-Rata

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Bangunan di Bantaran Banjirkanal Timur Mulai Rata"

Post a Comment


Powered by Blogger.