SUASANASenyap, umat terdiam saat menyaksikan visualisasi jalan salib atau Maria Dolorosa (Jalan Duka Maria) tentang kisah sengsara Yesus di halaman Gereja Santo Petrus Sambiroto Semarang, Jumat (30/3). Di tengah suasana sunyi, terdengar isak tangis haru para umat sepanjang prosesi yang berlangsung mulai pukul 08.00 hingga 10.00 tersebut.
Dalam prosesi jalan salib yangdiperankan oleh umat gereja Santo Petrus tersebut, hadir sedikitnya 200 orang. Mereka tampak larut dalam suasana kepedihan dan penderitaan yang dirasakan oleh Yesus serta Maria, Bunda Yesus.
Adegan diawali dari Yesus diadili, Yesus disesah, diseret, dipukuli kemudian disalib. Para algojo tentara Romawi dengan sadis mengayunkan cemeti mencambuki Yesus yang terengah menahan sakit dengan beban salib besar.
Dalam adegan tersebut seperti yang tertulis dalam Alkibat, Yesus beberapa kali terjatuh tertimpa salib nan berat. Darah pun mengalir saat kepala Yesus diberi mahkota duri. Beberapa umat baik pria maupun wanita kemudian memberi minum Yesus yang diperankan oleh Benedictus Agus Pujiyanto. Adegan umat memberi minum ini diluar skenario dan sikap spontan umat karena tidak tega menyaksikan penderitaan Yesus.
Suasana semakin haru ketika suara narator dan musik pengiring visualisasi terdengar menyayat hati. Yesus terus dipaksa memikul salib hingga sampai di bukit kecil atau dalam kisah disebut ''Bukit Golgota''.
Sebelum disalib, pakaian Yesus ditanggalkan. Kedua tangan-Nya kemudian dipaku, sesaat kemudian ketika salib sudah berdiri tegak berdiri, lambung Yesus ditusuk tombak oleh salah satu algojo.
Beberapa saat kemudian Yesus mati di kayu salib. Ibunda Yesus, Maria yang diperankan oleh Happy Imelda memeluk dan menangis di depan jenazah Yesus yang sudah diturunkan dari kayu salib oleh para murid-murid.
Visualisasi penyaliban Yesus ini merupakan rangkaian Tri Hari Suci yang dimulai dari Kamis Putih, Jumat Agung dan Sabtu Suci. Di gereja tersebut ibadat Jumat Agung dilaksanakan pukul 13.00 dan 16.00.
''Sebelum ibadat, pada pagi harinya visualisasi ini digelar,'' ungkap Romo Kepala Paroki Gereja Santo Petrus Sambiroto FX Agus Suryana Gunadi.
Romi mengungkapkan melalui visualisasi ini umat diharapkan dapat lebih menghayati dan turut merasakan kisah sengsara Yesus Kristus. Pada kegiatan yang sudah kali kedua digelar di gereja tersebut, tahun ini lebih fokus tentang bagaimana keteguhan dan keikhlasan Bunda Maria, ibu Yesus saat menyaksikan puteranya disiksa.
''Melalui perenungan umat dapat lebih menyelami apa yang dirasakan Bunda Maria. Kepasrahan dan kepercayaan total Maria akan kehendak Allah membuat Maria menguatkan dirinya menyertai Puteranya hingga wafat di salib. Maria dengan tabah mengikuti jalan duka jalan sengsara Sang Putera,'' jelasnya..
Romo Agus mengatakan, saat adegan jalan salib ini beberapa umat yang memberi minum Yesus merupakan sikap spontan. Hal ini juga menggambarkan bahwa umat benar-benar merasakan dan empati dengan apa yang dialami Yesus.
Ketua panitia jalan salib Hendrikus Andi Winarno mengatakan seluruh pemeran merupakan umat gereja. Mereka berlatih sekitar dua bulan. ''Seluruh adegan berhasil diperankan dengan sempurna sehingga umat seperti terbawa ke suasana saat Yesus melalui jalan sengsara tersebut,'' jelasnya.
Sementara itu, ibadah Jumat Agung juga digelar di gereja-gereja Kristen Protestan di Semarang. Kebaktian dibagi beberapa sesi. Di Gereja Isa Almasih Jl Dr Cipto ibadah dilaksanakan pukul 08.00 dan 16.00.
Adapun di Gereja Alfa Omega Jl Gajah Mada, ibadah dilaksanakan satu kali yakni pukul 17.00. Kebaktian di gereja tersebut dihadiri sekitar 5 ribu jemaaat. Dalam khotbahnya Gembala Sidang Pdt Timotius Subekti menyerukan agar jemaat meneladani Yesus yang rela berkorban untuk umatnya.
(Arie Widiarto /SMNetwork /CN38 )
http://www.suaramerdeka.com/news/detail/21375/Visualisasi-Jalan-Salib-Umat-Ikut-Merasakan-Penderitaan-YesusBagikan Berita Ini
0 Response to "Visualisasi Jalan Salib, Umat Ikut Merasakan Penderitaan Yesus"
Post a Comment