Search

Perlu Dibangun Ampiteater di Candi Prambanan dan Borobudur

SOLO, suaramerdeka.com- Kawasan wisata candi Prambanan dan Borobudur disarankan untuk membangun ampiteater dengan daya tampung penonton yang besar. Ini perlu dilakukan supaya eksotisme bangunan bernilai bersejarah ini bisa menjadi daya tarik bagi kegiatan seni pertunjukkan berskala internasional.

Gagasan ini disampaikan oleh pelaku industri showbis asal Yogayakarta, Anas Syahrul Alimi. Menurut dia, sebagai situs warisan dunia yang telah diakui oleh lembaga United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNECCO) candi Prambanan dan Borobudur memiliki pesona yang kuat untuk menarik banyak pihak.

"Membangun ampiteater itu hal yang sangat mungkin untuk dilakukan. Tinggal bagaimana merancang sinerginya saja," katanya usai pertunjukkan David Foster and Friends di gedung De Tjolomadoe, Karanganyar, Solo, Minggu (25/3).

Untuk membangun ampiteater di kawasan komplek candi Prambanan, Anas menyarankan, dalam proses pendiriannya bisa dilakukan di sekitar kawasan ring dua yang berjarak sekitar 200-300 meter dari kawasan inti.

Posisinya, kata dia, bisa saja berada di dekat panggung Ramayana hingga kawasan hutan pinus di dekat candi.

"Dari sana pemandangan dengan background candi Prambanan masih tetap menarik. Ini akan menjadi daya pikat bagi para penonton sekaligus para artis yang akan tampil di sana," imbuh promotor musik ini.

Dia menambahkan,  untuk ampiteater yang akan dibangun di kawasan ring dua itu sebaiknya memiliki kapasitas dengan daya tampung mencapai 10 ribu penonton.

 Dengan kapasitas yang besar, katanya,  akan turut mendorong pemasukan bagi pengelola candi dari PT Taman Wisata Candi (TWC), sekaligus juga menggeliatkan sektor pariwisata sebagai salah satu penggerak ekonomi di daerah.

"Jika ampiteater ini bisa direalisasikan,  akan sejalan dengan semangat Presiden Jokowi yang ingin mendorong sektor pariwisata sebagai penggerak ekonomi. Selain itu, dengan hadirnya ampiteater di candi Prambanan secara langsung akan bermanfaat juga bagi pengelolanya," kata inisiator Prambanan Jazz Festival ini.

Menurut Anas, pembangunan ampiteater di kawasan bangunan cagar budaya bukanlah hal asing.

Ia menyebut bagaimana pengelola situs peninggalan sejarah Pompeii di dekat Kota Napoli, Italia. Pompeii merupakan kota dari peninggalan zaman Romawi kuno yang sempat hilang selama 1.600 tahun akibat letusan gunugn Vesuvius pada 79 masehi.

Di lokasi tersebut, band terkenal Pink Floyd pernah mengadakan pertunjukan di sebuah amfiteater yang kemudian dijadikan film. Hal serupa dilakukan juga oleh musisi Yanni di Acropolis, Athena, Yunani.

Contoh lainnya lagi yang tak kalah elegan, adalah gedung pertunjukkan Royal Albert Hall di utara Kota Westminster, London, Inggris.

Venue ini memiliki kapasitas hingga 5,272 kursi. Bangunan ini diresmikan oleh Ratu Victoria pada 1871. Hingga kini, kata dia, nilai sejarah dari Royal Albert Hall ini mampu dikolaborasi dengan seni budaya pop kontemporer yang menjadikannya sebagai kekuatan utama.

"Harusnya Prambanan dan Borobudur bisa melakukan hal serupa seperti yang sudah dilakukan di Acropolis, Pompeii atau Royal Abert Hall. Sekarang ini tinggal political will saja untuk mewujudkannya," pungkasnya.

(Benny Benke /SMNetwork /CN33 )

Let's block ads! (Why?)

http://www.suaramerdeka.com/news/detail/20826/Perlu-Dibangun-Ampiteater-di-Candi-Prambanan-dan-Borobudur

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Perlu Dibangun Ampiteater di Candi Prambanan dan Borobudur"

Post a Comment


Powered by Blogger.