Gus Mus Prihatin Puisinya Dipermasalahkan

SEMARANG, suaramerdeka.com- KH Musthofa Bisri atau Gus Mus belum bicara secara langsung kepada media terkait kontroversi puisinya yang dibacakan Ganjar Pranowo. Namun melalui Taj Yasin, Gus Mus menyatakan prihatin karena puisi yang dulu jadi ikon perlawanan orde baru malah dipermasalahkan di era sekarang.

Hal itu disampaikan Gus Mus kepada Gus Yasin di Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang, Rabu (11/4). Pagi itu Gus Mus berangkat umrah bersama rombongan jamaah dan keluarganya.

"Gus Mus hari ini perjalanan umroh bersama adik dan rombongan jamaah. Alhamdulillah tadi kami mengantar di Bandara A Yani, banyak ngobrol salah satunya soal puisi Gus Mus," kata Yasin.

Dalam perbincangan tersebut, Gus Mus bercerita bahwa puisi itu adalah hasil diskusinya dengan almarhum KH Thoyfur.

"Beliau mencerita puisi itu karangan beliau 30 beliau tahun lalu, waktu itu masih jd anggota DPRD provinsi bersama kyai Toyfur almarhum. Beliau cerita puisi itu hasil ngobrol dengan kyai Toyfur, kata kyai Toyfur 'gus catat saja, bikin aja terus jadi puisi," katanya.

Menurut Gus Mus konteks puisi tersebut menggambarkan masyarakat Indonesia yang tertindas oleh rezim orde baru. Puisi tersebut sangat populer pada masanya di kalangan mahasiswa dan aktivis.

Kepada Yasin, Gus Mus menyesalkan adanya penafsiran keliru yang berujung kontroversi. Namun Gus Mus juga senang banyak masyarakat yang merespon dan membela puisinya. Salah satunya dengan acara baca puisi Gus Mus bareng di Posko Relawan Ganjar Yasin.

"Beliau menyesalkan adanya kritik itu. Tapi beliau memantau dan senang sekali ada di posko ada baca puisi beliau, senang sekali," tukas Yasin.

Kepada Yasin, ia juga meminta pihak Ganjar Yasin tidak terlalu menanggapi serangan isu penistaan agama.

"Kata Gus Mus 'wes jarke wae lah toh mereka akan kena batunya sendiri, itu kan malah menguntungkan njenengan sama mas Ganjar toh itu bukan njenengan yang ngarang'," tutup suami Nawal Nur Arafah itu.

(Red /CN41 )

Let's block ads! (Why?)