Terminal Tirtonadi Bakal Dilengkapi Mal dan Hotel

SOLO, suaramerdeka.com- Terminal Tirtonadi bakal dikembangkan menjadi konsep Transit Oriented Development (TOD), konsep terminal tipe A yang dipadukan dengan pusat pengembangan bisnis, sehingga dimungkinkan akan dilengkapi pusat perbelanjaan, mal dan hotel.

‘’Untuk Solo termasuk banyak peminat, tetapi nanti investasi itu adalah lelang beauty contest,’’ kata Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Darat (Hubdar) Kemenhub, Budi Setiyadi, seusai Pembukaan Hino Service Point (Serpo) Terminal Tirtonadi Solo, kemarin.

Hadir dalam acara itu Wali Kota Surakarta, FX Hadi Rudyatmo, dan Santiko Wardoyo, selaku Sales & Promotion Director Hino Motor Sales Indonesia (HMSI).

Konsep ini kali pertama dilaksanakan di 91 terminal tipe A di seluruh Indonesia yang berada di bawah pengelolaan Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Dalam waktu dekat ini, pengembangan Terminal Tirtonadi akan segera dilelangkan.

Namun pengembangan tergantung investor. Kalau untuk Solo kemungkinan bisa semacam mal dan pertokoan, kios-kios sangat bagus. Posisi Terminal Tirtonadi berada di tengah kota, padahal banyak terminal letaknya di luar kota, sehingga berpeluang untuk pengembangan bisnis dan pertokoan.

Rencana pengembangan sejalan dengan keinginan Pemkot Surakarta, agar pengembangan Terminal Tirtonadi bisa diselesaikan sampai dengan pembangunan berikutnya. ‘’Jadi yang sudah ada itu pembangunan untuk masalah transportasinya dulu. Yang berikutnya adalah untuk kegiatan bisnis yang lain, sehingga terminal ini akan berfungsi sebagai TOD, dimana banyak kegiatan yang memiliki nilai tambah untuk pemerintah ataupun masyarakat,’’ kata Budi.

Pihaknya sudah bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Dengan konsep TOD, di Terminal Tirtonadi bisa dibangun pusat bisnis, mal, hotel dan sebagainya.

Diharapkan setelah kontrak diteken dan langsung ada peminat bisa segera dilakukan groundbreaking. Tetapi apakah di Terminal Tirtonadi bakal ada mal atau hotelnya tergantung investor. ‘’Kalau untuk Solo, groundbreaking diharapkan bisa satu dua bulan setelah lelang. Kalau jadi tahun depan, target kami 2019 sudah bisa berjalan,’’ tandasnya.

Dibiayai Swasta

Untuk nilai investasi juga bergantung investor yang mengembangkan. Kalau untuk kerja sama pemanfaatan (KSP), ada peluang dibiayai oleh swasta. Lalu swasta memiliki konsesi sekian tahun untuk mengelola terminal. Dengan konsep TOD, maka untuk angkutan Lebaran akan sangat membantu. Masyarakat tidak perlu mencegat di pinggir-pinggir tetapi semuanya masuk terminal.

Bahkan ke depan, agen-agen bus di luar, akan dimasukkan ke terminal. Pihaknya juga sudah membuka, untuk memudahkan masyarakat dalam membeli tiket itu tidak menggunakan tiket manual agen saja, tetapi juga bisa lewat Traveloka dan Bosbis.

Untuk Terminal Tirtonadi, pihaknya juga sudah bekerja sama dengan Telkomsel untuk memperbaiki masalah sistem teknologi informasi (TI). Sehingga ke depan terminal-terminal akan sama kualitasnya dengan bandara dan stasiun kereta api.

Berdasarkan data dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub), investasi tersebut senilai Rp 119 miliar, untuk lantai kedua hingga ke lima. Untuk pemerintah, pembagian keuntungannya, kontribusinya 0,55 persen berdasarkan penilaian Kemenkeu dan pembagian keuntungannya 7,5 persen dengan masa konsesi selama 30 tahun.

Setelah itu, diserahkan kembali ke negara menjadi aset, tetapi nanti bisa dikelolakan lagi swasta bila ada perpanjangan dengan masa 30 tahun lagi. ‘’Di Terminal Tirtonadi memang hanya untuk lantai kedua hingga kelima,’’ katanya.

Budi menandaskan, selain Terminal Tirtonadi, ada beberapa terminal tipe A diminati investor atau BUMN. Antara lain Terminal Mangkang, Terminal Bawen, Terminal Harjomukti Cirebon dan Terminal Malang. Nanti diharapkan, terminal-terminal lain juga akan menyusul.

(Basuni Hariwoto /SMNetwork /CN40 )

Let's block ads! (Why?)