64 Persen Masyarakat Indonesia Belum Gunakan Fasilitas Bank

YOGYAKARTA, suaramerdeka.com- Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) menunjukkan, sekitar 64 persen masyarakat Indonesia belum menggunakan fasilitas bank (unbankable). Sedangkan 36 persen sisanya, adalah masyarakat Indonesia yang telah menggunakan fasilitas perbankan.

Padahal, menurut Irmika Ngesti Handayani CFE, Asisten Analis BI DIY, salah satu potensi pertumbuhan terbesar bagi UMKM saat ini adalah dengan konsep e-commerce. Saat ini emerintah memberikan peluang dan kemudahan bagi UMKM agar menjadi usaha yang maju sesuai perkembangan ekonomi di era digital.

Irmika Ngesti Handayani CFE, Asisten Analis BI DIY, mengatakan hal itu di hadapan peserta 'Seminar Akutansi 2018 Pengaruh Financial Tachnology Terhadap Stabilitas Sistem Keuangan Pemberdayaan UMKM' di Ruang Nyi Hadjar Dewantara Kampus Fakultas Ekonomi Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST), Jalan Kusumanegara, Yogyakarta, Rabu (18/4).

Seminar yang diselenggarakan Fakultas Ekonomi UST Yogyakarta tersebut, dibuka langsung oleh Rektor UST Drs H Pardimin, MPd, PhD diikuti karyawan dari berbagai bank di Yogyakarta dan mahasiswa UST. Turut bicara Dr Asteria Diantika, SH, MM dari OJK Yogyakarta.

Lebih lanjut Irmika mengatakan, fintech merupakan transformasi dari konvensial (perbankan/yang memiliki fasilitas yang dikembangkan mengikuti zaman dalam bentuk fintech). Salah satu tujuan adanya fintech adalah membantu UMKM untuk menjembatani usahanya atau mampu memberi modal.

Namun demikian Fintech masih perlu adanya pembenahan beberapa aspek yaitu aspek perpajakan, keuangan, cyber security, dan aspek pengguna (SDM).

Oleh karena itu, Bank Indonesia memberikan dorongan kepada Fintech dengan menjaga stabilitas melalui adanya regulasi-regulasi antara Fintech dan konvensional. Untuk memasuki Fintech BI menyediakan kebijakan baru yaitu Regulatory Standbox.

(Sugiarto /SMNetwork /CN41 )

Let's block ads! (Why?)