LPS Jangan Hanya Jadi Kasir

SOLO, suaramerdeka.com- Lembaga penjamin simpanan atau LPS jangan hanya menjadi kasir yang membayar simpanan dana nasabah ketika ada bank mengalami kolaps dan dilikuidasi.

LPS, kata anggota DPR RI Mohammad Hatta, harus jemput bola ikut menyehatkan perbankan. Terlebih lagi, LPS harus melakukan sosialisasi agar masyarakat ikut menyimpan dana ke bank. Terutama masyarakat desa agar tidak simpan uang di bawah bantal, sebab kalau ada apa-apa tidak akan mendapatkan ganti.

Ia mengatakan, tahun ini angggaran dana desa dari pusat sangat besar. "Jika tiap desa rata-rata mendapatkan bantuan senilai Rp 1 miliar maka dana yang mengucur ke desa bisa mencapai Rp 74 triliun," kata dia di sela sosialisasi peran LPS dalam meningkatkan gemar menabung pada masyarakat pedesaan, Jumat (20/4).

Lebih lanjut Hatta mengatakan, akses keuangan memiliki peran penting dalam meningkatkan animo masyarakat desa dalam menabung. Oleh karena itu, untuk meningkatkan gemar menabung pada masyarakat desa maka akses keuangan terhadap masyarakat perlu dibuka seluas luasnya. "Pola pikir masyarakat masyarakat terhadap menabung di bank masih sangat minim. Karena itu diperlukan penyuluhan dan pendidikan untuk mengubah pola pikir itu."

Sementara itu Kepala Divisi Perumusan Kebijakan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Harry Alexander mengatakan, LPS mempunyai tugas melakukan restrukturisasi bagi bank yang menghadapi masalah. LPS juga boleh menjual aset perbankan yang sudah ditutup izin operasionalnya dan melikuidasi, selain membayar simpaman nasabah yang banknya dilikuidasi. Pihaknya senang kalau ada bank bermasalah ditutup agar tidak meracuni bank-bank yang lain.

Bagi bank yang sehat, terus didorong agar kinerjanya semakin baik. "Itulah yang namanya mekanisme pasar," katanya.

Hngga Desember 2017 total bank peserta LPS mencapai 1.894 bank meliputi 115 bank umum dan 1.779 BPR/BPRS dengan total rekening mencapai 255,1 juta rekening dan nominal simpanan Rp 5.451,4 triliun. Dari nilai simpanan itu, jumlah simpanan yang dijamin LPS hanya Rp 2.942,2 triliun.

(Langgeng Widodo /SMNetwork /CN42 )

Let's block ads! (Why?)