Search

Gojek Sumbang Hampir Rp 10 Triliun ke Perekonomian Nasional

JAKARTA, suaramerdeka.com- Gojek Indonesia telah menyumbang Rp 9,9 triliun ke perekonomian nasional melalui dua fitur dalam aplikasinya yakni Go-Ride dan Go-Food. Demikian hasil riset yang dilakukan Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEB UI) yang berjudul "Dampak GO-JEK terhadap Perekonomian Indonesia".

Manajer Penelitian Lembaga Demografi FEB UI Paksi C.K Walandauw menyebutkan laporan hasil riset menunjukkan mitra pengemudi Go-Jek mendapatkan penghasilan tambahan Rp682,6 miliar per bulan sejak bergabung dengan Go-Jek atau Rp8,2 triliun per tahun. 

Dia menyebutkan, rata-rata pendapatan mitra pengemudi Go-Jek naik 44% sejak bergabung dengan Go-Jek. Sejalan dengan itu, pengeluaran mitra pengemudi juga meningkat 31 persen.

“Ini belum semua. Kami hanya melakukan penelitian terhadap penghasilan pengemudi dari Go-Ride dan Go-Food,” katanya di Jakarta, Kamis (22/3).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan LD FEB UI ini, sebesar Rp8,2 triliun kontribusi Go-Jek terhadap perekonomian disumbangkan melalui penghasilan mitra pengemudi. Sedangkan sisanya sebesar Rp1,7 triliun disumbangkan melalui penghasilan mitra Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang tergabung dalam Go-Food.

"Angka Rp8,2 triliun adalah perbedaan antara sebelumnya berapa dan sekarang berapa," tambahnya.

Sementara dari mitra UMKM yang bergabung dengan Go-Food diperkirakan ada tambahan sebesar Rp138,6 miliar per bulan yang masuk ke ekonomi nasional.

Paksi menambahkan dari sisi konsumen, sebanyak 89 persen mengatakan bahwa Go-Jek telah memberikan dampak yang agak baik sampai dengan sangat baik bagi masyarakat umum. Dilaporkan dalam riset, jika Go-Jek berhenti beroperasi, 78 persen konsumen menyatakan bahwa hal itu akan membawa dampak agak buruk sampai dengan sangat buruk bagi masyarakat.

"Artinya bahwa masyarakat punya option lebih banyak untuk transportasi melalui Go-Jek atau beli makanan melalui Go-Food. Apalagi 90 persen konsumen merasakan dampak positif dari keberadaan Go-Jek dan 77 persen merasa menjadi lebih melek digital sejak menjadi pengguna," paparnya.

Survei sendiri melibatkan lebih dari 7.500 responden yang terdiri dari 3.315 pengemudi Go-Jek roda dua, 3.465 konsumen, serta 806 mitra UMKM. Survei dilakukan di sembilan wilayah, yakni Jabodetabek, Bandung, Bali, Balikpapan, Yogyakarta, Makassar, Medan, Palembang, dan Surabaya. Riset berlangsung pada Oktober 2017 sampai Desember 2017.

Direktur LD FEB UI Turro Wongkaren menambahkan hasil penelitan menunjukkan dampak disrupsi ekonomi digital terhadap perekonomian, terutama dalam bentuk penyediaan lapangan kerja.

Dia memaparkan sekitar 15 persen dari mitra pengemudi Go-Jek sebelumnya tidak tergabung dalam angkatan kerja baik sebagai pengangguran maupun berstatus mahasiswa.

"Mereka bekerja begitu melihat ada kemungkinan bekerja paruh waktu dan bisa mengatur waktu secara lebih fleksibel,” kata Turro.

Lebih lanjut, hasil riset menyebutkan Go-Jek telah mengurangi tekanan pengangguran dan memperluas kesempatan kerja.

"Gojek jadi alternatif mengurangi pengangguran. Baik yang bekerja tidak optimal dan bisa nambah dengan Gojek atau Gojek jadi pilihan dia bekerja," tambah Paksi.

Disebutkan, Gojek meningkatkan penghasilan pengemudi dan kesejahteraan keluarga mengingat 78% mitra pengemudi memiliki tanggungan.

Di sisi UMKM, keberadaan Gojek membuat UMKM masuk ke ranah digital atau online. Bergabungnya UMKM sebagai mitra Go-Food juga membuka dan memperluas akses pasar, meningkatkan volume transaksi, mendorong penggunaan teknologi, dan meningkatkan aset usaha.

Adapun bagi konsumen, berdasarkan riset LD FEB UI, konsumen Go-jek yang berusia produktif, berpendidikan SMA ke atas, kelas menengah dan menengah bawah, kualitas hidupnya meningkat.

"Kita hanya melihat pertambahan ekonomi dari dua fitur Go-Ride dan Go-Food. Untuk nilainya hanya menghitung dampak langsung, dampak tidak langsung hanya ke arah sosial," tambah Paksi.

Adapun layanan Go-Jek yang meningkatkan kualitas hidup konsumen pertama adalah fitur Go-Ride yang merupakan moda transportasi pilihan 85,8%, dimana 63% menggunakannya untuk pulang dan pergi kerja atau kuliah/sekolah.

"Go-ride dan Go-Car menjadi pilihan karena lebih murah dibandingkan dengan transportasi lainnya," sebut Paksi.

Selain itu 73,2% pengguna jasa Go-Jek menggunakan jasa Go-Food. Dimana 70,4% menggunakannya untuk konsumsi pribadi dab 53,8% untuk konsumsi keluarga. Go-Food tidak lagu sekedar jasa yang digunakan untuk lifestyle individual namun juga untuk keluarga," ungkap Paksi. 

(Kartika Runiasari /SMNetwork /CN41 )

Let's block ads! (Why?)

http://www.suaramerdeka.com/news/detail/20401/Gojek-Sumbang-Hampir-Rp-10-Triliun-ke-Perekonomian-Nasional

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Gojek Sumbang Hampir Rp 10 Triliun ke Perekonomian Nasional"

Post a Comment


Powered by Blogger.