Search

Hendi Awasi Revitalisasi Kota Lama

SEMARANG,suaramerdeka.com- Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi akan terus mengawasi revitalisasi Kawasan Kota Lama Semarang. Dia tidak ingin, dalam proses revitalisasi ini justru akan mengubah kondisi yang ada. Hal itu, bisa menghilangkan nilai sejarah kawasan peninggalan Belanda ini.

''Kami juga perlu dukungan dari masyarakat, agar melaporkan apabila ada Bangunan Cagar Budaya (BCB) yang coba dibongkar, dirusak. Atau bahkan mau diganti dengan konstruksi yang berbeda dengan bentuk awalnya," tegas Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, saat meninjau proyek revitalisasi Kota Lama, kemarin.

Hendi tidak ingin nasib Kota Lama seperti Kota Tua Sawahlunto, Sumatera Barat dan Kota Tua Jakarta, yang dicoret dari daftar Warisan Budaya Dunia UNESCO. Saat ini, hanya Kota Lama menjadi satu-satunya wakil Indonesia untuk ditetapkan sebagai kawasan warisan budaya dunia UNESCO.

Berkaca dari dicoretnya Kota Tua Sawahlunto dan Kota Tua Jakarta karena tidak mampu melengkapi data historis, Hendi terus berusaha untuk mendapatkan peta asli Kawasan Kota Lama Semarang yang masih tersimpan di Belanda. Dia menargetkan tahun ini peta asli itu sudah ada di Semarang.

"Hari ini dalam proses penyerahan, dan kami juga sedang menyiapkan tempat khusus yang steril untuk menyimpan peta tersebut. Tujuannya agar tidak rusak dan hilang setelah diserahkan kepada kami. Pada 10 April, ada tenaga ahli dari Belanda yang akan datang ke Semarang untuk membahas terkait peta tersebut," jelasnya.

Revitalisasi

Revitalisasi yang saat ini sedang dilakukan juga masuk dalam pengawasan. Wali kota yang akrab disapa Hendi ini mendatangi langsung keet project revitalisasi Kota Lama di Jl Kampung Sleko, Selasa (27/3). Di sana dirinya meneliti masterplan Kawasan Kota Lama Semarang yang dibagi dalam tiga zona.

Zona pertama terdiri dari Jalan Tawang, Merak, Garuda, Branjangan, Nuri, Cendrawasih, Kedasih, Srigunting, Sleko, Kutilang, Mpu Tantular, Kasuari, dan Merpati. Sedangkan Zona dua terdiri dari Jalan Kenari, Pinggir Kali Semarang, Perkutut, Lentjen Suprapto, Suari, Kepodang, Sendoro, Gelatik, serta Jurnatan. Dan untuk zona ketiga terdiri dari Kolam Retensi Mberok serta Kolam Retensi Bubakan.

"Project ini dikerjakan dua tahun anggaran dengan nilai 156 milyar. Tahun anggaran yang pertama sudah dimulai pada bulan November tahun lalu, jadi targetnya Desember 2018 bisa diselesaikan. Kami optimistis, revitalisasi bisa selesai tepat waktu,'' tambahnya.

Untuk, Hendi mengecek langsung lokasi revitalisasi. Mulai dari rencana drainase yang akan menggunakan U ditch (beton), kemudian juga terkait ducting (saluran kabel). Ducting ini untuk membebaskan Kota Lama dari kabel-kabel di atas karena akan ditanam di bawah tanah.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Penataan Ruang (Distaru) Kota Semarang, M Irwansyah menuturkan, kembalinya peta asli Kota Lama ke Semarang akan sangat memberikan manfaat. Selain untuk melengkapi dokumen Warisan Budaya Dunia UNESCO, juga bisa untuk referensi dan juga edukasi.

''Adanya peta ini bisa menjadi acuan untuk pengembangan kota lama ke depan. Jangan sampai melenceng seperti di Sawahlunto dan Kota Tua Jakarta. Meski ada pengembangan, nilai-nilai sejarah tetap harus dipertahankan. Gedung Oudetrap milik pemkot bisa menjadi acuan untuk merevitalisasi BCB di sini,'' tandasnya. 

(Hendra Setiawan /SMNetwork /CN38 )

Let's block ads! (Why?)

http://www.suaramerdeka.com/news/detail/21009/Hendi-Awasi-Revitalisasi-Kota-Lama

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Hendi Awasi Revitalisasi Kota Lama"

Post a Comment


Powered by Blogger.