SLEMAN, suaramerdeka.com -Lembaga pemasyarakatan (Lapas) Kelas II B Sleman mengembangkan program kampung asimilasi. Selain pemberdayaan warga binaan, langkah ini juga bertujuan untuk mengatasi persoalan jumlah penghuni yang melebihi kapasitas.
Hingga Maret ini terdata 258 orang menjadi warga binaan Lapas Sleman, sedangkan daya tampungnya hanya 196 orang. Usai acara pisah sambut Kepala Lapas (Kalapas), baru-baru ini, mantan Kalapas Sleman Turyanto menerangkan, para warga binaan yang semuanya laki-laki usia dewasa, ditempatkan di enam blok.
Situasi overload ini rawan menimbulkan berbagai gesekan sehingga diberlakukan pengetatan penjagaan, dan monitoring. Selain itu dilakukan pendekatan persuasif atas dasar saling pengertian dan kepercayaan antar penghuni maupun petugas lapas.
"Di samping pembekalan rohani, warga binaan juga kami berikan keterampilan yang diharapkan bermanfaat sebagai bekal setelah keluar dari lapas," terangnya.
Kampung asimilasi yang dikembangkan tersebut letaknya tidak jauh dari lapas. Pada program ini, warga binaan dilatih keterampilan tentang pengolahan pertanian, perikanan, dan tanaman bunga dalam pot. Hasil dari kegiatan ini sebagian digunakan untuk tabungan warga binaan, dan sisanya disetor ke kas negara.
Kepala Kanwil Kemenkumham DIY Gunarso menyatakan dukungannya pada program unggulan Lapas Sleman tersebut. Jika hasilnya bagus, tidak tertutup kemungkinan program itu diterapkan di seluruh lapas dan rutan di DIY.
Sementara itu Kapalas Sleman yang baru, Gunarto mengatakan, selain menjalankan program lapas lama yang sudah berjalan, dia juga akan melakukan terobosan dan inovasi baru. "Sebagai langkah awal, saya akan segera melakukan adaptasi sehingga dapat ditelaah program dan langkah apa yang harus dilaksanakan," kata Gunarto yang sebelumnya menjabat kepala rumah tahanan Sigle, Aceh.
(Amelia Hapsari /SMNetwork /CN41 )
http://www.suaramerdeka.com/news/detail/20513/Lapas-Sleman-Kembangkan-Kampung-AsimilasiBagikan Berita Ini
0 Response to "Lapas Sleman Kembangkan Kampung Asimilasi"
Post a Comment