SLEMAN, suaramerdeka.com- Kabupaten Sleman yang terletak di bagian hulu menjadikannya sebagai daerah resapan. Secara umum, kondisi ini menggambarkan tingginya kuantitas air di wilayah ini. Namun dari sisi kualitas masih banyak tantangan yang harus dihadapi.
Menyikapi persoalan ini, Pemkab Sleman mengupayakan pengelolaan sumber daya air melalui konservasi secara vegetatif dan fisik. Upayanya antara lain dengan penanaman pohon, dan pembuatan embung serta sumur resapan.
"Kuantitas air di wilayah kita relatif mencukupi. Ada sekitar 200 mata air yang sudah teridentifikasi, dan 878 unit bendung," kata Bupati Sri Purnomo kemarin.
Sri menambahkan, upaya konservasi vegetatif saat ini sudah merujuk pada solusi air berbasis alam karena kualitas lingkungan akan berpengaruh terhadap kualitas air. Untuk mencapai sasaran ini, semua unsur harus terlibat termasuk Dinas LH, Dinas PUPKP, masyarakat, dan pemegang kebijakan lainnya.
Disamping konservasi, sambung Sri, pengelolaan sumber daya air di wilayahnya juga dilakukan dengan strategi pendayagunaan yang menitikberatkan pada pemanfaatan untuk kepentingan masyarakat. Diantaranya untuk kegiatan irigasi pertanian, perikanan, dan pariwisata, sekaligus pengembangan air minum pedesaan.
"Pengendalian daya rusak air juga menjadi konsen kami untuk meminimalisir dampak negatif sumber daya air berlebih, seperti banjir dan juga kerusakan akibat erupsi Merapi," ujarnya.
Kepala Dinas PUPKP Sleman Sapto Winarno menambahkan, ke depan jumlah embung akan diperbanyak. Sistem tampungannya bukan dari aliran sungai melainkan tadah hujan. Hal ini dimaksudkan agar air hujan tidak terbuang sia-sia, dan bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan di masa mendatang.
(Amelia Hapsari /SMNetwork /CN33 )
http://www.suaramerdeka.com/news/detail/20706/Pengelolaan-Air-Diupayakan-Lewat-KonservasiBagikan Berita Ini
0 Response to "Pengelolaan Air Diupayakan Lewat Konservasi"
Post a Comment