Semanggi Kawasan Kumuh Terluas

SOLO, suaramerdeka.com- Penataan Semanggi yang merupakan kawasan kumuh terluas di Solo, rencananya akan dilakukan secara bertahap. Penyelenggara program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) dan Pemkot Surakarta, tahun ini, menyiapkan anggaran sedikitnya Rp 150 miliar.

"Semanggi menjadi kawasan kumuh terbesar di Solo, dengan luas kawasan sekitar 76,03 hektare. Kami akan mengintervensi konsep penanganan kumuh di sana, melalui berbagai program," ungkap koordinator Kotaku Solo, Cornelius Tri Cahyo, kemarin.

Di kawasan setempat, Kotaku bakal berkonsentrasi kepada perbaikan saluran . Adapun Pemkot berkewajiban menata permukiman bersama pihak swasta. "Dalam tahap pertama, saluran dibangun di Jalan Nyi Ageng Serang hingga pintu masuk wilayah Kenteng. Kemudian dilanjutkan di kawasan RW 23 di bantaran Bengawan Solo dan diakhiri di Semanggi sisi utara," tambahnya.

Penataan Saluran

Anggaran penataan saluran, menurut Cahyo, berkisar Rp 11 miliar untuk Semanggi selatan, Rp 5,9 miliar untuk RW 23, dan Rp 12 miliar untuk Semanggi utara.

"Tapi harus diakui, pembenahan saluran saja belum cukup untuk mengentaskan kawasan kumuh. Ada tujuh indikator kumuh, yakni keteraturan bangunan, saluran , jalan, sanitasi, sampah, kebakaran, serta ruang terbuka hijau," kata dia.

Selain pembenahan saluran, penanganan kawasan kumuh di Semanggi menyasar perbaikan sanitasi, rumah tidak layak huni (RTLH), hingga sarana prasarana infrastruktur lainnya. Saat ini terdapat ratusan rumah di wilayah RW 2, RW 4, RW 5, RW 7 dan RW 23 yang bakal terdampak program tersebut.

Seluruh anggaran yang dibutuhkan dalam penataan kawasan itu, bakal diupayakan dari APBN, APBD dan pihak swasta. Di sisi lain, Pemkot menargetkan pengentasan kawasan kumuh di Semanggi bisa tuntas pada 2019.

"Kami siap mencarikan tambahan anggaran dari corporate social responsibility (CSR). Semanggi juga akan menjadi pilot project penataan kawasan kumuh tingkat nasional. Jika sudah beres, kami dan Kotaku akan menggarap kawasan kumuh lain di Pucangsawit dan Danukusuman," terang Wali Kota, FX Hadi Rudyatmo.

(Agustinus Ariawan /SMNetwork /CN40 )

Let's block ads! (Why?)