Ijen Ada Anomali Tapi Tak Usah Panik

BANDUNG,suaramerdeka.com- PVMBG menyebut memang terjadi anomali terkait dengan aktivitas vulkanik Gunung Ijen menyusul kasus keracunan belerang yang menimpa 27 warga dan sempat dirawat Puskesmas setempat.

Meski demikian, otoritas kegunungapian itu meminta warga tak panik. Rekaman kegempaan vulkanik tercatat di atas rata-rata harian namun itu belum cukup untuk mengubah status aktivitas gunung api tersebut.

Status aktivitas Ijen tetap di level Aktif Normal. "Kejadian pada Rabu malam itu merupakan letusan freatik," tandas Kabid Mitigasi Gunung Api PVMBG, Gede Suantika, Kamis (22/3).

Dalam pengamatan tim, anomali tersebut diinterpretasikan sebagai hembusan gas secara tiba-tiba atau "outburst gas" pada danau kawah yang terjadi akibat adanya "over pressure", terutama akibat akumulasi terus menerus terutama gas CO2 dan juga gas H2S di dalam danau kawah.

Tak hanya pada Rabu malam, dua kejadian serupa pernah terjadi. Pertama pada Tanggal 10 Januari 2018 pukul 12:56 WIB, gas CO2 sekitar 2563 ppmv, SO2 3,6 ppmv, dan H2S 2,4 ppmv, kemudia pada Tanggal 19 Februari 2018 pukul 13:26 WIB, terdeteksi gas CO2 mencapai 5139 ppmv, SO2 146 ppmv, dan H2S 23 ppmv.

"Pada tanggal 21 Maret 2018 pukul 19:24 WIB, gas CO2 mencapai 5140 ppmv, dan SO2 tidak terukur (mungkin melebihi kapasitas ukur sensor), dan H2S 175,8 ppmv," jelasnya.

Pasca kejadian letusan freatik, petugas mengamati bahwa Ijen secara visual tidak terlihat perubahan terutama pada tinggi asap, warna asap, tekanan asap, dan warna air kawah.

PVMBG mengimbau masyarakat termasuk penambang tak mendekati bibir kawah maupun mendekati dasar kawah yang ada di puncak Gunung Api Kawah Ijen.

Pengelola wisata G. Ijen (BKSDA) diminta membuat papan peringatan "Awas Bahaya Gas Beracun" mulai dari Paltuding sampai kawah Ijen.

"Jika tercium bau gas sulfur atau belerang yang menyengat dan pekat, masyarakat perlu menggunakan masker penutup alat pernapasan. Untuk kondisi darurat dapat menggunakan kain basah sebagai penutup alat pernapasan, hidung dan mulut," katanya.

(Setiady Dwi /SMNetwork /CN38 )

Let's block ads! (Why?)